Jumat, 28 Oktober 2011

Strategi Promosi Kesehatan, Ottawa Charter, 1986


 GERAKAN MENUJU KESEHATAN MASYARAKAT BARU
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan yang pertama dilaksanakan di Ottawa, Canada, yang berlangsung tanggal 17 – 21 November 1986. Konferensi Promosi Kesehatan yang pertama ini mengambil tema “Menuju Kesehatan Masyarakat Baru” (The Move Towards a New Public Health).
Konferensi diikuti oleh perwakilan dari kurang lebih 100 negara, baik yang berasal dari negara-negara maju dan maupun negara berkembang. Konferensi Promosi Kesehatan yang pertama ini tidak terlepas dari Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang “Pelayanan Kesehatan Dasar atau Primary Health Care”. Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam konferensi ini merupakan peletakan dasar pembaharuan Promosi Kesehatan, dalam konteks seperti tema konferensi ini, yakni Gerakan Menuju Kesehatan Masyarakat Baru. Kesepakatan bersama tersebut dituangkan dalam Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Isi Piagam Ottawa beserta pembahasannya dapat diikuti dalam uraian dibawah ini.


BATASAN PROMOSI KESEHATAN
Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesahatan adalah suatu proses yang memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka (Health promotion is the process of enabling people to increase control over, and to improve, their health). Untuk mencapai status kesehatan paripurna baik fisik, mental dan kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan , dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana halnya kapasitas fisik. Karena itu, promosi kesehatan bukan saja tanggung jawab sektor kesehatan, tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan sosial.
DETERMINAN KESEHATAN
Teori klasik yang dikembangkan oleh Blum (1974) mengatakan bahwa adanya 4 determinan utama yang mempengaruhi derajat kesehatan individu, kelompok atau masyarakat. Empat determinan tersebut secara berturut-turut besarnya pengaruh terhadap kesehatan adalah: a). lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun lingkungan non fisik (sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya), b). perilaku, c). pelayanan kesehatan, dan d). keturunan atau herediter.
Determinan lingkungan ini lebih lanjut dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yakni lingkungan fisik (cuaca, iklim, sarana dan parasarana, dan sebagainya), dan lingkungan non
fisik, seperti lingkungan sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagianya. Derajat kesehatan dalam pengertian tersebut di atas jelas dibedakan antara derajat kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Hal ini dapat dipahami karena derajat kesehatan perorangan (individu), kelompok dan masyarakat memang berbeda.
Determinan untuk kesehatan kelompok atau komunitas mungkin sama, tetapi untuk kesehatan individu, disamping empat faktor tersebut, juga faktor internal individu juga berperan, misalnya : umur, gender, pendidikan, dan sebagainya, disamping faktor herediter. Bila kita analisis lebih lanjut determinan kesehatan itu sebenarnya adalah semua faktor diluar kehidupan manusia, baik secara individual, kelompok, maupun komunitas yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan manusia itu. Hal ini berarti, disamping determinan-determinan derajat kesehatan yang telah dirumuskan oleh Blum tersebut masih terdapat faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan seseorang, kelompok atau masyarakat.
Faktor-faktor atau determinan-determinan yang menentukan atau mempengaruhi kesehatan baik individu, kelompok atau masyarakat ini, dalam Piagam Otawa (Ottawa Charter) disebut prasyarat untuk kesehatan (prerequisites for health).
Piagam Ottawa, 1986 mengidentifikasikan prasayarat untuk kesehatan ini dalam 9 faktor, yakni:
1.      Perdamaian atau keamanan (peace)
2.      Tempat tinggal (shelter)
3.      Pendidikan (education)
4.      Makanan (food)
5.      Pendapatan (income)
6.      Ekosistem yang stabil dan seimbang (a stable eco-sistem)
7.      Sumber daya yang berkesinambungan (sustainable resources)
8.      Keadilan sosial (social justice)
9.      Pemerataan (equity)

MISI PROMOSI KESEHATAN
Dalam Ottawa Charter secara implisit dirumuskan 3 hal yang penting untuk mengimplementasikan Promosi Kesehatan, atau dapat juga disebut sebagai misi Promosi Kesehatan, yakni :

Advokasi (Advocacy) :
Kesehatan yang baik merupakan sumber utama untuk perkembangan sosial, ekonomi, dan personal, dan merupakan dimensi penting dari kualitas hidup. Faktor-faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perilaku dan biologis, yang semuanya.

Memampukan atau Memperkuat :
Promosi Kesehatan fokus pada pencapaian kesetaraan atau keadilan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Aksi atau gerakan promosi kesehatan bertujuan untuk mengurangi perbedaan di dalam status kesehatan dan menjamin sumber dan kesempatan yang sama yang memungkinkan semua orang mencapai potensi kesehatan yang seluas-luasnya. Ini menliputi fondasi keamanan pada lingkungan yang mendukung, akses terhadap informasi, kesempatan memperoleh kemampuan dan kesempatan untuk menentukan pilihan untuk menjadi sehat. Orang tidak dapat mencapai potensi kesehatan yang utuh, kecuali mereka mampu mengendalikan hal-hal yang menentukan kesehatan mereka. Hal ini harus berlaku sama pada pria dan wanita.

Menjembatani :
Persyaratan dasar dan prospek kesehatan tidak dapat diselenggarakan oleh sektor
kesehatan saja. Lebih penting lagi, Promosi Kesehatan membutuhkan aksi yang terkordinasi
dengan sektor lain: oleh pemerintah, sektor kesehatan, sektor sosial, ekonomi dan dengan
organisasi-organisasi pemerintah lainnya seperti relawan, swasta, pemerintah daerah, sektor industri serta media. Sepanjang perjalanan hidupnya, orang selalu terlibat, baik sebagai individu, anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Para professional, kelompok-kelompok sosial dan petugas kesehatan memiliki tanggung jawab utama untuk melakukan mediasi atau menjembatani antara kepentingan manyarakat dengan berbagai pihak untuk mencapai hidup sehat masyarakat.
Strategi-strategi dan program promosi kesehatan sebaiknya di sesuaikan dengan kebutuhan lokal, sesuai dengan sistem sosial, budaya dan ekonomi setempat. Berbagai pemangku kepentingan atau “Stakeholders” perlu dilibatkan dalam upaya promosi kesehatan. Oleh karena itu betapa pentingnya mengembangkan mekanisme institusional untuk menyatupadukan “stakeholders” tersebut.

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
Berdasarkan pada 3 hal tersebut sebagai arahan atau dapat dikatakan sebagai misi promosi kesehatan, Piagam Otawa merumuskan makna atau arti dari gerakan kegiatan promosi kesehatan. Selanjutnya gerakan ini dapat dipandang sebagai strategi promosi pesehatan, sebagi pelengkap dari strategi promosi kesehatan yang telah dirumuskan oleh WHO tahun 1984. Gerakan atau strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan Kebijakan Publik Berwawasan Sehat (Build Healthy Public Policy): Promosi kesehatan tidak sekedar pada tingkat pelayanan kesehatan semata. Promosi kesehatan menempatkan kesehatan pada agenda di tingkat pengambil keputusan di berbagai sektor di tiap lapisan sistem sosial, mengarahkan mereka untuk menyadari konsekuensi kesehatan dari keputusan yang mereka ambil serta menerima tanggung jawab mereka dalam upaya kesehatan.
Kebijakan promosi kesehatan mengkombinasikan pendekataan yang berbeda, tapi saling terkait, mencakup perubahan perundang-undangan, pengukuran fiskal, pajak dan perubahan organisasi. Harus ada aksi yang terkordinir yang mengarah pada kebijakan kesehatan, penghasilan dan kebijakan umum (sosial) yang mempercepat upaya kesetaraan/keadilan yang lebih baik. Kerja sama aksi membantu jaminan pelayanan yang lebih aman dan lebih sehat, lebih bersih dan lingkungan yang lebih nyaman.
Kebijakan promosi kesehatan membutuhkan upaya identifikasi hambatan-hambatan dalam mengadopsi kebijakan umum yang sehat untuk sektor non kesehatan, dan cara mengatasi hambatan tersebut.
Dalam menentukan sasaran harus dapat menciptakan berbagai pilihan yang lebih sehat dan lebih mudah bagi pembuat kebijakan.
2. Menciptakan Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)
Masyarakat kita sangat kompleks, saling terkait, saling mempengaruhi dan saling tergantung. Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup lainnya. Kaitan yang tak terpisahkan antara manusia dan lingkungannya merupakan dasar pendekatan sosio-ekologis untuk kesehatan. Seluruh prinsip dasar bagi dunia, negara, wilayah dan masyarakat pada umumnya merupakan suatu kebutuhan untuk mendorong saling menjaga, saling menolong sesama anggota masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Konservasi lingkungan alam di kawasan dunia harus ditekankan sebagai tanggung jawab global.
Perubahan gaya hidup, cara kerja dan kegiatan rekreasi mengandung dampak yang signifikan terhadap kesehatan. Aktivitas kerja dan rekreasi seharusnya merupakan sumber kesehatan manusia. Cara masyarakat mengatur pekerjaan harus membantu menciptakan masyarakat sehat. Promosi kesehatan menggerakan kondisi kerja dan kehidupan yang aman, merangsang, memuaskan serta nyaman.
Perkiraan yang sistematik dari dampak kesehatan yang diakibatkan oleh perubahan lingkungan yanga cepat, khususnya di bidang teknologi, pekerjaan, produksi bahan bakar dan urbanisasi merupakan hal penting dan harus diikuti oleh aksi untuk menjamin manfaat yang positif bagi kesehatan masyarakat. Pelestarian dan perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya alam harus dicanangkan dalam setiap strategi Promosi kesehatan.
3. Memperkuat Aksi/Gerakan Masyarakat (Strengthening Community Action)
Mekanisme promosi kesehatan berfungsi melalui aksi atau gerakan masyarakat yang konkrit dan efektif dalam penetuan prioritas, pengambilan keputusan, strategi perencanaan serta penerapannya untuk mencapai status kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah Pemberdayaan Masyarakat (empowerment) - kepemilikan serta kendali (control) terhadap keinginan dan nasib mereka.
Pengembangan masyarakat diarahkan untuk mencari potensi diri dan sumber data materi yang ada dalam masyarakat guna meningkatkan kemandirian (self-help) dan dukungan sosial (sosial support) yang ada dalam masyarakat guna meningkatkan kemandirian dan dukungan sosial untuk mengembangkan sistem yang fleksibel guna merangsang keterlibatan masyarakat dalam setiap program kesehatan. Hal ini membutuhkan akses yang memadai terhadap informasi, kesempatan belajar yang luas dan terus menerus serta penggalian sumber dana.
4. Pengembangan Keterampilan Perseorangan (Develop Personal Skills)
Promosi kesehatan menunjang pengembangan personal dan sosial melalui penyediaan
akses informasi, pendidikan kesehatan serta peningkatan keterampilan diri. Dengan demikian, maka promosi kesehatan dapat memperluas pilihan-pilihan yang tersedia bagi anggota masyarakat menggunakan kendali (control) terhadap kesehatan dan lingkungan, serta menentukan pilihan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Adalah penting memahami kondisi tubuh seseorang untuk mengenal kapan dan mengapa terjadi masalah. Perubahan kecil yang terjadi pada salah satu fungsi tubuh dapat menjadi bukti bahwa ada sesuatu yang salah, sehingga memungkinkan untuk pencegahan risiko penyakit dan tetap sehat.
Menyediakan kemungkinan orang untuk belajar, melalui pengalaman hidup sehari-hari, menyiapkan diri menghadapi masalah penyakit dan kecelakaan merupakan hal yang sangat penting. Kesempatan ini dapat difasilitasi pada tatanan sekolah, rumah tangga, tempat kerja serta pada tataanan masyarakat umum. Aksi-aksi ini diperlukan melalui institusi pendidikan, profesi, komersial dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
5. Reorientasi sistem Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)
Tanggung jawab promosi kesehatan dalam pelayanan kesehatan menyebar di tingkat individual, keluarga, masyarakat, kelompok, petugas kesehatan, institusi pelayanan kesehatan dan pemerintah. Semua harus bekerja sama dalam upaya pelayanan kesehatan demi terciptanya status kesehatan yang optimal. Sistem pelayanan kesehatan tidak lagi berorientasi kuratif, tetapi juga mencakup upaya-upaya preventif, rehabilitatif dan promotif, disamping upaya-upaya lainnya yang memungkinkan berbagai pihak terlibat dalam memecahkan masalah kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
Peran sektor pelayanan kesehatan harus bergerak dengan cepat mengikuti arah perkembangan program-program promosi kesehatan disamping tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan klinis dan kuratif. Pelayanan kesehatan harus mempertimbangkan kepekaan sosiobudaya seperti adat, tradisi dan kebiasaan serta kebutuhan masyarakat setempat. Reorientasi upaya pelayanan kesehatan juga harus menaruh perhatian pada riset-riset kesehatan serta perubahan yang terjadi, arah pendidikan profesi dan pendidikan keterampilan Orientasi ini harus dapat menciptakan atau merangsang suatu perubahan sikap, perilaku, dan perubahan organisasi pelayanan kesehatan yang berfokus pada kebutuhan total individu sebagai manusia seutuhnya.


KOMITMEN TERHADAP PROMOSI KESEHATAN
Konferensi Ottawa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang terkait dengan komitmen terhadap Promosi Kesehatan ke depan, sebagai berikut:
1.      Memusatkan sasaran ke arah kebijakan publik berwawasan kesehatan, dan melakukan advokasi untuk memperoleh komitmen politik yang jelas terhadap kesehatan dan kesetaraan/keadilan di seluruh sektor
2.      Melakukan perlawanan atau penolakan terhadap tekanan-tekanan yang berasal dari produk-produk berbahaya, pengurasan sumber daya alam secara tidak bertanggung jawab, kondisi lingkungan hidup yang tidak nyaman untuk kesehatan, gizi, serta memusatkan perhatian pada isu-isu global seperti polusi, kecelakaan dan keselamatan kerja pengadaan perumahan dan pembentukan pemukiman yang aman dan sehat.
3.      Merespon kesenjangan dalam pelayanan kesehatan yang ada di dalam masyarakat dan menjembatani kesenjangan tersebut dengan kebijakan dan peraturan-peraturan yang dapat mendorong terciptanya kesetaraan atau keadilan, baik untuk mendapatkan kesempatan dalam pelayanan kesehatan maupun fasilitas atau kesempatan lainnya, seperti pekerjaan, jaminan asuransi kesehatan dan sebagainya.
4.       Menempatkan manusia sebagai subyek utama kesehatan, untuk mendorong dan memungkinkan mereka menjaga kesehatan diri, keluarga, teman, baik secara finansial maupun dukungan lainnya, serta menempatkan masyarakat sebagai pelaku yang esensial dalam meningkatkan status kesehatan, kondisi kehidupan dan kesejahteraan sosial mereka.
5.      Melakukan reorientasi dalam sistem pelayanan kesehatan dan sumber daya yang ada demi peningkatan status kesehatan, serta berbagi peran dengan sektor dan disiplin lain, terutama dengan anggota masyarakat itu sendiri.
6.      Menempatkan kesehatan dan pemeliharaannya sebagai investasi sosial utama, mengamanatkan isu ekologis kehidupan masyarakat secara menyeluruh.
7.      Konferensi ini mendorong fihak yang berkepentingan utnuk bekerja sama dengan mereka sebagai mitra kesehatan masyarakat yang kuat.

HIMBAUAN TERHADAP GERAKAN INTERNASIONAL
Konferensi Ottawa menghimbau Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan organisasi dunia lainnya untuk menyokong atau mendukung promosi kesehatan di setiap forum-forum internasional serta membantu negara-negara yang membutuhkan dalam mengembangkan strategi dan program-program untuk promosi kesehatan. Konferensi ini menekankan, apabila setiap orang sepanjang perjalanan hidupnya, organisasi-organisasi pemerintah dan swasta, WHO serta seluruh institusi yang berkepentingan secara bersama mengembangkan dan memperkenalkan strategi promosi kesehatan sejalan dengan nilai dan moral sosial masyarakat dan dapat membangun fondasi dari kesepakatan yang dihasilkan, yaitu “Sehat untuk Semua pada tahun 2000 dan setelahnya dapat menjadi kenyataan. Tentu saja pencapaian ini sangat ideal dan tidaklah mudah untuk diupayakan. Namun dengan indikator-indikator yang terukur, dan dukungan dari berbagai fihak hal ini dapat direalisasikan.


0 komentar:

Posting Komentar