Minggu, 11 Desember 2011

PERAN PROMOSI KESEHATAN


Sampai saat ini masih terjadi distorsi pemahaman promosi kesehatan. Promosi kesehatan masih dipahami semata-mata sebagai pengganti istilah Pendidikan Kesehatan. Secara institusional mungkin benar bahwa promosi kesehatan itu merupakan pengganti pendidikan atau penyuluhan kesehatan. Tetapi secara konsep berbeda, maka lebih baik dikatakan bahwa promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan. Terminologi “promosi” dalam promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung 4 pengertian sekaligus, yakni :
1.   Peningkatan seperti halnya dalam  “five level of prevention”  dari Leavels and Clark dalam Hanlon (1974), dimana pencegahan tingkat pertama adalah “health promotion”.  Terminologi ini juga seperti digunakan dalam dunia akademik (promosi doktor), atau dunia pekerjaan (promosi jabatan). Dalam konsep 5 tingkat pencegahan (five levels of prevention), pencegahan tingkat pertama dan utama adalah promosi kesehatan  (health promotion) . Secara lengkap adalah:
a.       Promosi kesehatan ( health promotion )
b.      Perlindungan khusus melalui imunisasi (specific protection)
c.       Diagnosisi dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
d.      Membatasai atau mengurangi kecacatan  (Disablity limitation)
e.      Pemulihan  (Rehabilitation)
2.       Memasarkan atau menjual, seperti yang berlaku di dunia bisnis, sehingga muncul istilah dalam fungsi  “sales promotion girls”  yang adalah seseorang bertugas memasarkan dan atau menjual suatu produk tertentu. Bahkan disuatu perusahaan menciptakan  jabatan struktural “Manajer Promosi/Pemasaran”.
3.   Dalam literatur lama (zaman Belanda), dijumpai istilah “propaganda kesehatan”, yang sebenarnya adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain atau masyarakat untuk melakukan hal-hal yang sehat misalnya: makan makanan yang bergizi, minum air yang direbus, buang air besar di jamban, dan sebagainya. Istilah propaganda kesehatan ini masih dipakai juga sampai awal kemerdekaan Republik Indonesia, oleh dr. J. Leimena, Menteri Kesehatan pada waktu itu.
4.   Belakangan muncul dilapangan atau dalam praktisi promosi kesehatan, bahwa promosi kesehatan itu dilakukan dan identik dengan penyuluhan kesehatan. Tidak keliru memang, karena dalam penyuluhan tersebut terjadi proses peningkatan pengetahuan kesehatan bagi masyarakat. Dengan peningkatan pengetahuan tersebut diharapkan akan berakibat terjadinya peningkatan sikap dan perilaku (praktek) hidup sehat. Demikian juga telah tejadi dalam penyuluhan (promosi) kesehatan tersebut terjadi penjulan “produk”.  Produk yang dimaksud disini bukanlah produk komersial, tetapi produk sosial.

Yang dimaksud produk sosial adalah “cara hidup sehat” atau “perilaku hidup sehat” yang sifatnya tidak  kasat mata ( intangible ).  Produk-produk sosial yang kasat mata ( tangibles ) seperti: imunisasi, tablet Fe, garam beryodium, kondom, IUD, abate, dan sebagainya. Produk-produk yang kasat mata yang dirasakan tidak nyaman/enak  bagi masyarakat, namun berguna bagi kesehatan mereka.
Dengan direvitalisasinya Pendidikan Kesehatan menjadi Promosi Kesehatan ini sebenarnya diharapkan bukan hanya berbeda dalam konsep, tetapi juga berbeda dalam implementasi atau aplikasinya. Kalau dahulu Pendidikan Kesehatan hanya diartikan sebagai kegiatan atau upaya-upaya dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan sikap, yang berujung pada perubahan perilaku masyarakat saja.
Tetapi Promosi Kesehatan secara konseptual adalah berbagai upaya untuk melakukan intervensi terhadap semua determinan kesehatan, termasuk diterminan perilaku. Dimensi perubahan perilakupun bukan hanya perubahan perilaku masyarakat saja, tetapi juga perubahan perilaku para pemegang otoritas atau penentu kebijakan. Dengan perkataan  lain Promosi Kesehatan tidak hanya melakukan pendekatan perubahan perilaku masyarakat (behavior change) semata-mata, tetapi juga perubahan perilaku pemangku kepentingan (stakeholder)  yang lain, dan perubahan determinan kesehatan yang lain. Perubahan konsep ini sudah dimulai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak tahun 1984.
Dalam Strategi Global Promosi Kesehatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1984) merumuskan bahwa Promosi kesehatan sekurang-kurangnya mengandung 7 prinsip, yakni:
a. Perubahan Perilaku (Behavior change)
b. Perubahan Sosial (Social change)
c. Pengembangan Kebijakan  (Policy development)
d. Pemberdayaan  (Empowerment)
e. Partisipasi Masyarakat  (Community participation)
f. Membangun Kemitraan  (Building partnership and alliance)

0 komentar:

Posting Komentar